Sabtu, 01 September 2018

PROPOSAL RUMAH ADAT BETANG

Nomor
: 05/KPRP-SAH/VII/2015
Lampiran
: 1 (satu) berkas     
Perihal
: Permohonan Bantuan Dana



…………………, 17 Juli 2015

       Yang Terhormat


                            


 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
   Up. Direktur Jenderal Kebudayaan
   Direktorat Pembina Kepercayaan Terhadap YME dan Tradisi
   Gedung E Kemendikbud Lantai 10

   Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta







Dengan hormat,
Disampaikan proposal permohonan bantuan sosial untuk kelompok Peduli rumah Panyai Sungai Antu Hulu, Desa Sungai Antu Hulu, Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat, untuk pelaksanaan kegiatan REHABILITASI RUMAH ADAT BETANG (RUMAH PANYAI DESA) SUNGAI ANTU HULU.
Sebagai informasi awal Rumah Adat Betang Sungai Antu hulu didirikan tahun 1958 atau berumur 57 tahun, sudah dalam kondisi rusak dan sangat mendesak untuk segera dilakukan kegiatan Rehabilitasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami lampirkan persyaratan administrasi kelengkapan proposal bantuan sosial sebagai berikut :
1.    Proposal bantuan dana ;
2.    Rincian anggaran biaya (RAB) Kebutuhan Rehabilitasi ;
3.    Akte Notaris pendirian kelompok ;
4.    NPWP Kelompok ;
5.    Rekening kelompok (Bank BRI Cabang Sekadau) ;
6.    Riwayat singkat Rumah Adat Betang Sungai Antu Hulu ;
7.    Profil kelompok ;
8.    Surat Pernyataan sanggup melaksanakan pekerjaan, bermaterai ;
9.    Surat Pernyataan tidak terjadi konflik internal, bermaterai;
10. Surat Pernyataan tidak terkait dengan parti Politik, bermaterai ;
11. Foto dokumentasi kondisi rumah Adat Betang terbaru ; dan
12. Peta lokasi rumah adat Betang sungai Antu Hulu.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan dengan harapan kiranya dapat dipertimbangkan kemudian. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Salam budaya.



PENGURUS KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU

Ketua




………………………..
Sekretaris




………………………..

Tembusan disampaikan kepada Yth.
1.    Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) di Pontianak ;
2.    Arsip.

A.   LATAR BELAKANG
Rumah betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak. Rumah Panjang/Rumah Betang bagi masyarakat Dayak tidak saja sekedar ungkapan legendaris kehidupan nenek moyang, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang tata pamong desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, sehingga tak pelak menjadi titik sentral kehidupan warganya. Sistem nilai budaya yang dihasilkan dari proses kehidupan rumah panjang, menyangkut soal makna dari hidup manusia; makna dari pekerjaan; karya dan amal perbuatan; persepsi mengenai waktu; hubungan manusia dengan alam sekitar; soal hubungan dengan sesama. Dapat dikatakan bahwa rumah betang memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Dayak. Rumah betang adalah pusat kebudayaan mereka karena disanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu.
Rumah betang memang bukan sebuah hunian mewah dengan aneka perabotan canggih seperti yang diidamkan oleh masyarakat modern saat ini.  Rumah betang cukuplah dilukiskan sebagai sebuah hunian yang sederhana dengan perabotan seadanya. Namun, dibalik kesederhanaan itu, rumah betang menyimpan sekian banyak makna dan sarat akan nilai-nilai kehidupan yang unggul. Tak dapat dipungkiri bahwa rumah telah menjadi simbol yang kokoh dari kehidupan komunal masyarakat Dayak. Dengan mendiami rumah betang dan menjalani segala proses kehidupan di tempat tersebut, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa mereka juga memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya. Mereka mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi rumah betang ini. Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan setiap kepentingannya dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya.
Rumah betang selain sebagai tempat kediaman juga merupakan pusat segala kegiatan tradisional warga masyarakat. Apabila diamati secara lebih seksama, kegiatan di rumah panjang menyerupai suatu proses pendidikan tradisional yang bersifat non-formal. Rumah betang menjadi tempat dan sekaligus menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain. Di tempat inilah mereka mulai berbincang-bincang untuk saling bertukar pikiran mengenai berbagai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan satu sama lain. Hal seperti itu bukanlah sesuatu yang sukar untuk dilakukan, meskipun pada malam hari atau bahkan pada saat cuaca buruk sekalipun, sebab mereka berada di bawah satu atap. Demikianlah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan diwariskan secara lisan kepada generasi penerus.

Dalam suasana kehidupan di rumah panjang, setiap warga selalu dengan sukarela dan terbuka terhadap warga lainnya dalam memberikan petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan sesuatu. Kesempatan seperti itu juga terbuka bagi kelompok dari luar rumah adat Betang panjang. Meski terbilang sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah, rumah betang tetaplah menjadi hunian yang bernilai tinggi bagi masyarakat Dayak. Oleh karena itu sangat penting kiranya bagi kita untuk mencermati lebih jauh pandangan masyarakat Dayak mengenai rumah betang yang tercermin dalam beberapa aspek berikut ini :
Aspek hunian, Rumah betang merupakan struktur multi-keluarga permanen dan terutama berfungsi sebagai tempat tinggal utama di samping rumah pondok di ladang. Rumah panjang mempunyai aspek kepemilikan yang jelas, terutama adalah hak kepemilikan semua keluarga secara bersama menguasai semua tanah diwilayah rumah panjang. Hak wilayah rumah panjang merupakan hak sekunder, sedangkan hak primer dipegang oleh tiap-tiap keluarga atau kelompok keluarga kecil yang memiliki ikatan kekerabatan. Rumah betang juga merupakan unit peradilan yang sangat penting. Acap kali pertikaian antar anggota rumah betang dapat diselesaikan oleh tetua adat secara internal. Satu hal yang menonjol adalah wewenang seseorang atau satu keluarga tertentu relatif kecil, yang jauh lebih penting adalah wewenang rumah panjang secara keseluruhan. Hal itu disebabkan adanya egalitarisme yang kuat dalam masyarakat Dayak.
Disisi Aspek ekonomi, Rumah panjang memegang peranan penting dalam distribusi arus tenaga kerja dan hasil kerja antar keluarga. Pemakaian tenaga kerja tambahan dari keluarga lain, merupakan kunci dari sistem perladangan yang mereka jalankan. Rumah betang yang tersisa pada masyarakat Dayak merupakan contoh kehidupan budaya tradisional yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan. Kiranya perlu diungkapkan lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Dayak dapat mempertahankan rumah betang mereka. Masyarakat Dayak memiliki naluri untuk selalu hidup bersama secara berdampingan dengan alam dan warga masyarakat lainnya. Mereka gemar hidup damai dalam komunitas yang harmonis sehingga berusaha terus bertahan dengan pola kehidupan rumah betang. Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan mempertahankan rumah betang, masyarakat Dayak tidak menolak perubahan, baik dari dalam maupun dari luar, terutama perubahan yang menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan rohaniah dan jasmaniah mereka. Rumah betang menggambarkan keakraban hubungan dalam keluarga dan pada masyarakat.
Pola pemukiman rumah betang erat hubungannya dengan sumber-sumber makanan yang disediakan oleh alam sekitarnya, seperti lahan untuk berladang, sungai yang banyak ikan, dan hutan-hutan yang dihuni binatang buruan. Namun dewasa ini, ketergantungan pada alam secara bertahap sudah mulai berkurang.

B.     TUJUAN
  Tujuan utama dari kegiatan revitalisasi Rumah adat Betang ini antara lain :
1.     Melestarikan nilai-nilai budaya tradisi ;
2.     Mendidik dan menguatkan mental generasi muda secara turun temurun akan pentingnya nilai-nilai budaya tradisional.
3.     Mengangkat nilai-nilai tradisi suku Dayak Mualang Kabupaten Sekadau ;
4.     Menyelamatkan tradisi-tradisi sosial di rumah adat Betang ;
5.     Mendukung program Pemerintah dalam melestarikan nilai budaya dan tradisi suku dayak, khususnya kekayaan kebudayaan suku dayak Mualang;
6.     Berperan serta aktif menyelamatkan kekayaan warisan budaya yang ada di Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.
Untuk itu, tujuan utama proposal ini adalah agar Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dapat memberikan bantuan dana sosial dalam rangka melaksanakan kegiatan Revitalisasi Rumah Adat Betang Sungai Antu Hulu, agar keberlansungan dan kelestariannya dapat terjaga, terpelihara dengan baik karena bagian dari asset kebudayaan masyarakat Suku Dayak Mualang, asset Pemerintah Kabupaten Sekadau khususnya dan asset bagi Pemerintah Repbulik Indonesia Umumnya.

C.     BENTUK BANTUAN
Bentuk bantuan yang diperlukan untuk merevitalisasi Rumah adat Betang adalah dalam bentuk bantuan dana atau bantuan dana sosial untuk pengadaan macam peralatan. Bantuan dana yang diperlukan berdasarkan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Rumah Adat betang ini akan dipergunakan dengan penuh tanggungjawab dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan revitalisasi rumah adat betang, dengan sistem pengelolaan berasaskan masyarakat setempat (swakelola) untuk melaksanakan kegiatan dimaksud.

D.     KEMANFAATAN
Manfaat dari revitalisasi Rumah adat Betang dianggap memiliki nilai yang sangat positif bagi masyarakat adat Mualang dalam rangka pelestarian nilai-nilai tradisi yang dimiliki masyarakat adat dayak mualang.
Sebab yang menjadi kekhawatiran kedepan, apabila rumah adat betang suku dayak Mualang yang berukuran panjang 97 meter, lebar 12 – 20,9 meter, dan tinggi 2.60 – 3 meter, memiliki 17 bilik kemudian 5 bilik diantaranya ditinggali ahli waris tidak segera di lakukan revitalisasi/direhap maka akan punah. Oleh sebab itu dipandang sangat perlu segera dilakukan kegiatan revitalisasi rumah adat betang bisa dilaksanakan.



E.     TAHAPAN KEGIATAN
Tahapan kegiatan Revitalisasi rumah adat betang Sungai Antu Hulu yang direncanakanan Sebagai berikut :
1.  Identifikasi kebutuhan revitalisasi ;
2.  Pengadaan bahan bangunan dana perlatan ;
3.  Pengerjaan revitalisasi rumah Adat Betang ;
4.  Finalisasi kegiatan;
5.  Pelaporan penggunaan anggaran, dan ;
6.  Penyerahan dokumen kegiatan.

F.    ANALISIS RESIKO
Kemungkinan-kemungkinan kegagalan bantuan sosial ini sangat kecil karena masyarakat yang mendiami rumah Panyai Sungai Antu Hulu mendambakan adanya kegiatan revitalisasi Rumah Adat Betang ini. Disamping itu masyarakat sekitar terlibat dalam kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan pekerjaan (gotong-royong) sampai pada tahap pengawasan.
Kegiatan pengerjaan direncanakan dan dikelola oleh Kelompok Peduli Rumah Panyai Sungai Antu Hulu sekaligus sebagai penganggungjawab kegiatan termasuk semua unsur masyarakat yang mendiami rumah Adat Betang. Kemudian pihak Pemerintah Desa dan tokoh-tokoh masyarakat selaku pengawas kegiatan.

G.   PENUTUP
Demikian proposal ini disusun dan direncanakan dengan sebenar-benarnya oleh pengurus Kelompok Peduli Rumah Panyai Sungai Antu Hulu. Besar harapan kami agar usulan ini dapat dipertimbangkan dan menjadi sarana yang baik untuk kemajuan dan pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat adat Dayak Mualang di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat, yang selaras dengan program Pemerintah dalam mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya sebagai identitas bangsa Indonesia tercinta, terima kasih. Salam budaya.
……………………., 17 Juli 2015

PENGURUS KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU

Ketua



……………………….
Sekretaris



…………………………….
Bendahara



………………………………….

Lampiran 1


RIWAYAT SINGKAT
RUMAH ADAT BETANG SUNGAI ANTU HULU

Rumah Betang atau Rumah Panyai dalam bahasa Mualang terletak di Sungai Antu Kemunting Dusun Sungai Antu Hulu Desa Sungai Antu Hulu Kecamatan Belitang Hulu. Rumah Betang ini merupakan rumah tempat menginap atau tinggal bagi sejumlah kepala keluarga warga di Kampung Sungai Antu Kemunting Dusun Sungai Antu Hulu (Orang Mualang).
Rumah Betang tersebut di dirikan tahun 1958 dan selesai tahun 1960. Rumah betang yang terbuat dari bahan kayu Belian ini adalah rumah betang satu-satunya yang masih ada di Kecamatan Belitang Hulu, termasuk Rumah Betang satu-satunya yang ada di Kabupaten Sekadau.
Sejak didiami Rumah betang ini tidak pernah di perbaiki atau di renovasi, sehingga kondisinya saat ini terdapat kerusakan di bagian atap, lantai, dinding bagian bilik, teras (ruai) dan perabotan lainnya. Semakin tahun kondisi ruangan (bilik) Rumah betang ini semakin memperihatinkan, sehingga ada beberapa bilik ahli waris yang hampir roboh.
Rumah Betang yang berciri khas suku dayak Mualang ini memiliki fisik berukuran panjang 97 meter, lebar 12 – 20,9 meter, tinggi 2.60 – 3 meter memiliki 17 bilik, suatu ukuran yang tidak temukan untuk rumah betang jaman sekarang.
Rumah betang dibuat tinggi dari tanah dimaksud oleh orang tua jaman dahulu untuk mengantisipasi adanya serangan binatang buas, menghindar musuh yang mengayau dengan tombak (sangkoh) tidak mudah terjangkau dari tanah, sedangkan tangga dibuat dari sebatang pohon yang menanjang dimana pada malam waktu malam hari tangga ini ditarik keatas dengan alasan, binatang buas atau pun musuh tidak bisa naik ke Rumah Betang.
Selain bilik atau kamar, Rumah betang ini memiliki teras dalam bahas.a lokal disebut Teluk yang dibuat memanjang seukuran fisik rumah betang, hanya lantai teluk dibuat lebih rendah dari lantai Bilik. Fungsi Teluk ini dipergunakan untuk bersantai, untuk kegiatan sosial seperti kegiatan pertemuan rapat-rapat, acara adat, untuk mengirik (merontokkan) padi, menumbuk padi, menganyam, mengukir, melukis dan mengerjakan kegiatan kerajinan lainnya.
Sedangkan ganggang adalah bagian rumah yang paling luar, dipergunakan untuk menjemur padi, menjemur pakaian dan membelah kayu api. Setiap bilik rumah Betang dibuat satu jendela pada bagian belakang rumah, kemudian diruang utama dipasangkan kaca pada atap rumah yang berfungsi untuk pencahayaan dari sinar matahari masuk ke ruangan utama pada siang hari.
Demikian riwayat singkat Rumah Betang Sungai kemunting Dusun Sungai Antu Hulu yang kondisinya semakin tahun semakin memperihatinkan dan membutuhkan renovasi. Yang menjadi kekhawatrian kami, setelah anak cucu dari masing-masing ahli waris membangun rumah terpisah dari rumah betang, akan berdampak tidak terpeliharannya rumah betang yang unik dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi khususnya bagi masyarakat adat Suku Dayak Mualang dan umumnya masyarakat Dayak di Kabupaten Sekadau.


Lampiran 2

DAFTAR NAMA AHLI WARIS

No
Nama
Tandatangan/Cap Jempol
1

1
2

2
3

3
4

4
5

5
6

6
7

7
8

8
9

9
10

10
11

11
12

12
13

13
14

14
15

15
16

16
17

17






















































Lampiran 3
STRUKTUR KELOMPOK
PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU


PENASEHAT
                                          ………………….

KETUA
………………….

PEMBINA
………………….












                                                                                                 

PERLENGKAPAN
&
PEMBANGUNAN
………………….




KESEKRETARIATAN
&
USAHA DANA
………………….



HUMAS DAN DOKUMENTASI
………………….

GOTONG-ROYONG
………………….

SEKRETARIS
………………….

BENDAHARA
………………….

SEKSI-SEKSI

ANGGOTA
………………….

KONSUMSI
………………….





























Lampiran  5
PROFIL
KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI

SUNGAI ANTU HULU







­




2 komentar:

  1. Akte notaris kelompok wajib ada ya pak.

    BalasHapus
  2. Borgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
    Find 원주 출장샵 Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City, New Jersey, 바카라 사이트 United 성남 출장안마 States, ratings, photos, prices, expert advice, traveler 전라남도 출장마사지 reviews and tips, and 정읍 출장마사지 more information from

    BalasHapus

PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN Judul : “PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA DESA SEBADU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI KERJA APARAT PERANGKAT DESA” (Su...