Nomor
|
: 05/KPRP-SAH/VII/2015
|
Lampiran
|
: 1 (satu) berkas
|
Perihal
|
: Permohonan Bantuan Dana
|
…………………,
17 Juli 2015
Yang Terhormat
|
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Up. Direktur Jenderal Kebudayaan
Direktorat Pembina Kepercayaan Terhadap YME dan Tradisi
Gedung E Kemendikbud Lantai 10
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta
Dengan hormat,
Disampaikan proposal
permohonan bantuan sosial untuk kelompok Peduli rumah Panyai Sungai Antu Hulu,
Desa Sungai Antu Hulu, Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau Provinsi
Kalimantan Barat, untuk pelaksanaan kegiatan REHABILITASI RUMAH ADAT BETANG
(RUMAH PANYAI DESA) SUNGAI ANTU HULU.
Sebagai
informasi awal Rumah Adat Betang Sungai Antu hulu didirikan tahun 1958 atau
berumur 57 tahun, sudah dalam kondisi rusak dan sangat mendesak untuk segera
dilakukan kegiatan Rehabilitasi.
Sehubungan dengan
hal tersebut, bersama ini kami lampirkan persyaratan administrasi kelengkapan
proposal bantuan sosial sebagai berikut
:
1. Proposal
bantuan dana ;
2. Rincian anggaran biaya (RAB)
Kebutuhan Rehabilitasi ;
3. Akte Notaris
pendirian kelompok ;
4. NPWP Kelompok
;
5. Rekening kelompok
(Bank BRI Cabang Sekadau) ;
6. Riwayat singkat Rumah Adat Betang
Sungai Antu Hulu ;
7. Profil kelompok ;
8. Surat
Pernyataan sanggup melaksanakan pekerjaan, bermaterai ;
9. Surat
Pernyataan tidak terjadi konflik internal, bermaterai;
10. Surat
Pernyataan tidak terkait dengan parti Politik, bermaterai ;
11. Foto dokumentasi kondisi
rumah Adat Betang terbaru ; dan
12. Peta lokasi rumah adat Betang sungai Antu
Hulu.
Demikian
surat permohonan ini kami sampaikan dengan harapan kiranya dapat
dipertimbangkan kemudian. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Salam budaya.
PENGURUS KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU
Ketua
………………………..
|
Sekretaris
………………………..
|
Tembusan disampaikan kepada Yth.
1.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) di
Pontianak ;
2.
Arsip.
A. LATAR BELAKANG
Rumah
betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat diberbagai penjuru
Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai yang
biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak. Rumah Panjang/Rumah Betang bagi
masyarakat Dayak tidak saja sekedar ungkapan legendaris kehidupan nenek moyang,
melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang tata pamong
desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, sehingga tak pelak menjadi
titik sentral kehidupan warganya. Sistem nilai budaya yang dihasilkan dari
proses kehidupan rumah panjang, menyangkut soal makna dari hidup manusia; makna
dari pekerjaan; karya dan amal perbuatan; persepsi mengenai waktu; hubungan
manusia dengan alam sekitar; soal hubungan dengan sesama. Dapat dikatakan bahwa
rumah betang memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Dayak. Rumah betang
adalah pusat kebudayaan mereka karena disanalah seluruh kegiatan dan segala proses
kehidupan berjalan dari waktu ke waktu.
Rumah betang memang bukan
sebuah hunian mewah dengan aneka perabotan canggih seperti yang diidamkan oleh
masyarakat modern saat ini. Rumah betang
cukuplah dilukiskan sebagai sebuah hunian yang sederhana dengan perabotan
seadanya. Namun, dibalik kesederhanaan itu, rumah betang menyimpan sekian
banyak makna dan sarat akan nilai-nilai kehidupan yang unggul. Tak dapat
dipungkiri bahwa rumah telah menjadi simbol yang kokoh dari kehidupan komunal
masyarakat Dayak. Dengan mendiami rumah betang dan menjalani segala proses
kehidupan di tempat tersebut, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa mereka juga
memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga
masyarakat lainnya. Mereka mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis
sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi rumah betang ini.
Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan setiap
kepentingannya dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh
alam pikiran religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai
dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya.
Rumah betang
selain sebagai tempat kediaman juga merupakan pusat segala kegiatan tradisional
warga masyarakat. Apabila diamati secara lebih seksama, kegiatan di rumah
panjang menyerupai suatu proses pendidikan tradisional yang bersifat
non-formal. Rumah betang menjadi tempat dan sekaligus menjadi sarana yang
efektif bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain. Di tempat
inilah mereka mulai berbincang-bincang untuk saling bertukar pikiran mengenai
berbagai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan satu sama lain. Hal seperti
itu bukanlah sesuatu yang sukar untuk dilakukan, meskipun pada malam hari atau
bahkan pada saat cuaca buruk sekalipun, sebab mereka berada di bawah satu atap.
Demikianlah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan diwariskan secara lisan
kepada generasi penerus.
Dalam
suasana kehidupan di rumah
panjang, setiap warga selalu dengan sukarela dan terbuka terhadap warga lainnya
dalam memberikan petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan sesuatu. Kesempatan
seperti itu juga terbuka bagi kelompok dari luar rumah adat Betang panjang. Meski terbilang sangat
sederhana dan jauh dari kesan mewah, rumah betang tetaplah menjadi hunian yang
bernilai tinggi bagi masyarakat Dayak. Oleh karena itu sangat penting kiranya
bagi kita untuk mencermati lebih jauh pandangan masyarakat Dayak mengenai rumah
betang yang tercermin dalam beberapa aspek berikut ini :
Aspek hunian,
Rumah betang
merupakan struktur multi-keluarga permanen dan terutama berfungsi sebagai
tempat tinggal utama di samping rumah pondok di ladang. Rumah panjang mempunyai aspek
kepemilikan yang jelas, terutama
adalah hak kepemilikan semua keluarga secara bersama menguasai semua tanah
diwilayah rumah panjang. Hak wilayah rumah panjang merupakan hak sekunder,
sedangkan hak primer dipegang oleh tiap-tiap keluarga atau kelompok keluarga
kecil yang memiliki ikatan kekerabatan. Rumah betang juga merupakan unit
peradilan yang sangat penting. Acap kali pertikaian antar anggota rumah betang
dapat diselesaikan oleh tetua adat secara internal. Satu hal yang menonjol
adalah wewenang seseorang atau satu keluarga tertentu relatif kecil, yang jauh
lebih penting adalah wewenang rumah panjang secara keseluruhan. Hal itu
disebabkan adanya egalitarisme yang kuat dalam masyarakat Dayak.
Disisi Aspek ekonomi, Rumah panjang memegang
peranan penting dalam distribusi arus tenaga kerja dan hasil kerja antar keluarga.
Pemakaian tenaga kerja tambahan dari keluarga lain, merupakan kunci dari sistem
perladangan yang mereka jalankan. Rumah
betang yang tersisa pada masyarakat Dayak merupakan contoh kehidupan budaya
tradisional yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan. Kiranya
perlu diungkapkan lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Dayak
dapat mempertahankan rumah betang mereka. Masyarakat Dayak memiliki naluri
untuk selalu hidup bersama secara berdampingan dengan alam dan warga masyarakat
lainnya. Mereka gemar hidup damai dalam komunitas yang harmonis sehingga
berusaha terus bertahan dengan pola kehidupan rumah betang. Harapan ini
didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan kepentingannya
dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran
religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan
serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan mempertahankan
rumah betang, masyarakat Dayak tidak menolak perubahan, baik dari dalam maupun
dari luar, terutama perubahan yang menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan rohaniah
dan jasmaniah mereka. Rumah betang menggambarkan keakraban hubungan dalam
keluarga dan pada masyarakat.
Pola
pemukiman rumah betang erat hubungannya dengan sumber-sumber makanan yang
disediakan oleh alam sekitarnya, seperti lahan untuk berladang, sungai yang
banyak ikan, dan hutan-hutan yang dihuni binatang buruan. Namun dewasa ini,
ketergantungan pada alam secara bertahap sudah mulai berkurang.
B. TUJUAN
Tujuan utama dari kegiatan revitalisasi Rumah adat Betang ini antara lain :
1. Melestarikan nilai-nilai
budaya tradisi ;
2. Mendidik dan menguatkan
mental generasi muda secara turun temurun akan pentingnya nilai-nilai budaya
tradisional.
3.
Mengangkat nilai-nilai tradisi suku Dayak Mualang Kabupaten Sekadau ;
4.
Menyelamatkan
tradisi-tradisi sosial di rumah adat Betang ;
5.
Mendukung
program Pemerintah dalam melestarikan nilai budaya dan tradisi suku dayak,
khususnya kekayaan kebudayaan suku dayak Mualang;
6.
Berperan
serta aktif menyelamatkan kekayaan warisan budaya yang ada di Kabupaten Sekadau
Provinsi Kalimantan Barat.
Untuk
itu, tujuan utama proposal ini adalah agar Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dapat memberikan bantuan dana sosial
dalam rangka melaksanakan kegiatan Revitalisasi Rumah Adat Betang Sungai Antu
Hulu, agar keberlansungan dan kelestariannya dapat terjaga, terpelihara dengan
baik karena bagian dari asset kebudayaan masyarakat Suku Dayak Mualang, asset Pemerintah
Kabupaten Sekadau khususnya dan asset bagi Pemerintah Repbulik Indonesia
Umumnya.
C. BENTUK
BANTUAN
Bentuk bantuan
yang diperlukan untuk merevitalisasi Rumah adat Betang adalah dalam bentuk
bantuan dana atau bantuan dana sosial untuk pengadaan macam peralatan. Bantuan dana yang diperlukan
berdasarkan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Rumah Adat betang ini akan
dipergunakan dengan penuh tanggungjawab dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk
kegiatan revitalisasi rumah adat betang, dengan sistem pengelolaan berasaskan masyarakat
setempat (swakelola) untuk melaksanakan kegiatan dimaksud.
D. KEMANFAATAN
Manfaat dari
revitalisasi Rumah adat Betang dianggap memiliki nilai yang sangat positif bagi
masyarakat adat Mualang dalam rangka pelestarian nilai-nilai tradisi yang
dimiliki masyarakat adat dayak mualang.
Sebab yang
menjadi kekhawatiran kedepan, apabila rumah adat betang suku dayak Mualang yang berukuran
panjang 97 meter, lebar 12 – 20,9 meter, dan tinggi 2.60 – 3 meter, memiliki 17
bilik kemudian 5 bilik diantaranya ditinggali ahli waris tidak segera di
lakukan revitalisasi/direhap maka akan punah. Oleh sebab itu dipandang sangat
perlu segera dilakukan kegiatan revitalisasi rumah adat betang bisa
dilaksanakan.
E. TAHAPAN
KEGIATAN
Tahapan kegiatan Revitalisasi rumah adat betang Sungai Antu
Hulu yang direncanakanan Sebagai berikut :
1. Identifikasi
kebutuhan revitalisasi ;
2. Pengadaan
bahan bangunan dana perlatan ;
3. Pengerjaan
revitalisasi rumah Adat Betang ;
4. Finalisasi kegiatan;
5. Pelaporan
penggunaan anggaran, dan ;
6. Penyerahan
dokumen kegiatan.
F. ANALISIS RESIKO
Kemungkinan-kemungkinan kegagalan bantuan sosial ini sangat kecil karena
masyarakat yang mendiami rumah Panyai Sungai Antu Hulu mendambakan adanya
kegiatan revitalisasi Rumah Adat Betang ini. Disamping itu masyarakat sekitar
terlibat dalam kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan pekerjaan
(gotong-royong) sampai pada tahap pengawasan.
Kegiatan pengerjaan direncanakan dan dikelola oleh Kelompok Peduli Rumah
Panyai Sungai Antu Hulu sekaligus sebagai penganggungjawab kegiatan termasuk
semua unsur masyarakat yang mendiami rumah Adat Betang. Kemudian pihak
Pemerintah Desa dan tokoh-tokoh masyarakat selaku pengawas kegiatan.
G. PENUTUP
Demikian proposal ini disusun dan direncanakan dengan
sebenar-benarnya oleh pengurus Kelompok Peduli Rumah Panyai Sungai Antu Hulu. Besar harapan kami agar usulan
ini dapat dipertimbangkan dan menjadi sarana yang baik untuk kemajuan dan
pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat adat Dayak Mualang di
Kabupaten Sekadau, Provinsi
Kalimantan Barat, yang
selaras dengan program Pemerintah dalam mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai
budaya sebagai identitas bangsa Indonesia tercinta, terima kasih. Salam budaya.
…………………….,
17 Juli 2015
PENGURUS KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU
Ketua
……………………….
|
Sekretaris
…………………………….
|
Bendahara
………………………………….
|
Lampiran 1
RIWAYAT SINGKAT
RUMAH ADAT BETANG SUNGAI
ANTU HULU
Rumah
Betang atau Rumah Panyai dalam bahasa Mualang terletak di Sungai Antu Kemunting
Dusun Sungai Antu Hulu Desa Sungai Antu Hulu Kecamatan Belitang Hulu. Rumah
Betang ini merupakan rumah tempat menginap atau tinggal bagi sejumlah kepala
keluarga warga di Kampung Sungai Antu Kemunting Dusun Sungai Antu Hulu (Orang
Mualang).
Rumah
Betang tersebut di dirikan tahun 1958 dan selesai tahun 1960. Rumah betang yang
terbuat dari bahan kayu Belian ini adalah rumah betang satu-satunya yang masih
ada di Kecamatan Belitang Hulu, termasuk Rumah Betang satu-satunya yang ada di
Kabupaten Sekadau.
Sejak
didiami Rumah betang ini tidak pernah di perbaiki atau di renovasi, sehingga
kondisinya saat ini terdapat kerusakan di bagian atap, lantai, dinding bagian
bilik, teras (ruai) dan perabotan lainnya. Semakin tahun kondisi ruangan
(bilik) Rumah betang ini semakin memperihatinkan, sehingga ada beberapa bilik
ahli waris yang hampir roboh.
Rumah
Betang yang berciri khas suku dayak Mualang ini memiliki fisik berukuran
panjang 97 meter, lebar 12 – 20,9 meter, tinggi 2.60 – 3 meter memiliki 17
bilik, suatu ukuran yang tidak temukan untuk rumah betang jaman sekarang.
Rumah
betang dibuat tinggi dari tanah dimaksud oleh orang tua jaman dahulu untuk
mengantisipasi adanya serangan binatang buas, menghindar musuh yang mengayau
dengan tombak (sangkoh) tidak mudah terjangkau dari tanah, sedangkan tangga
dibuat dari sebatang pohon yang menanjang dimana pada malam waktu malam hari
tangga ini ditarik keatas dengan alasan, binatang buas atau pun musuh tidak
bisa naik ke Rumah Betang.
Selain
bilik atau kamar, Rumah betang ini memiliki teras dalam bahas.a lokal disebut
Teluk yang dibuat memanjang seukuran fisik rumah betang, hanya lantai teluk
dibuat lebih rendah dari lantai Bilik. Fungsi Teluk ini dipergunakan untuk
bersantai, untuk kegiatan sosial seperti kegiatan pertemuan rapat-rapat, acara
adat, untuk mengirik (merontokkan) padi, menumbuk padi, menganyam, mengukir,
melukis dan mengerjakan kegiatan kerajinan lainnya.
Sedangkan
ganggang adalah bagian rumah yang paling luar, dipergunakan untuk menjemur
padi, menjemur pakaian dan membelah kayu api. Setiap bilik rumah Betang dibuat
satu jendela pada bagian belakang rumah, kemudian diruang utama dipasangkan
kaca pada atap rumah yang berfungsi untuk pencahayaan dari sinar matahari masuk
ke ruangan utama pada siang hari.
Demikian
riwayat singkat Rumah Betang Sungai kemunting Dusun Sungai Antu Hulu yang
kondisinya semakin tahun semakin memperihatinkan dan membutuhkan renovasi. Yang menjadi kekhawatrian
kami, setelah anak cucu dari masing-masing ahli waris membangun
rumah terpisah dari rumah betang, akan berdampak tidak terpeliharannya rumah
betang yang unik dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi khususnya
bagi masyarakat
adat Suku Dayak Mualang dan umumnya masyarakat Dayak di Kabupaten
Sekadau.
Lampiran 2
DAFTAR NAMA AHLI WARIS
No
|
Nama
|
Tandatangan/Cap
Jempol
|
1
|
1
|
|
2
|
2
|
|
3
|
3
|
|
4
|
4
|
|
5
|
5
|
|
6
|
6
|
|
7
|
7
|
|
8
|
8
|
|
9
|
9
|
|
10
|
10
|
|
11
|
11
|
|
12
|
12
|
|
13
|
13
|
|
14
|
14
|
|
15
|
15
|
|
16
|
16
|
|
17
|
17
|
Lampiran
3
STRUKTUR KELOMPOK
PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU
PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU
PENASEHAT
………………….
|
KETUA
………………….
|
PEMBINA
………………….
|
PERLENGKAPAN
&
PEMBANGUNAN
………………….
|
KESEKRETARIATAN
&
USAHA DANA
………………….
|
HUMAS
DAN DOKUMENTASI
………………….
|
GOTONG-ROYONG
………………….
|
SEKRETARIS
………………….
|
BENDAHARA
………………….
|
SEKSI-SEKSI
|
ANGGOTA
………………….
|
KONSUMSI
………………….
|
Lampiran
5
PROFIL
KELOMPOK PEDULI RUMAH PANYAI
SUNGAI ANTU HULU
Akte notaris kelompok wajib ada ya pak.
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
BalasHapusFind 원주 출장샵 Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City, New Jersey, 바카라 사이트 United 성남 출장안마 States, ratings, photos, prices, expert advice, traveler 전라남도 출장마사지 reviews and tips, and 정읍 출장마사지 more information from